SEMARANG - Sambatan adalah kegiatan gotong royong yang sering dilakukan di daerah-daerah pedesaan yang ada di berbagai wilayah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan D.I.Yogyakarta. Sambatan sering dilaksanakan ketika ada warga yang akan membangun rumah. Kegiatan ini biasanya dikerjakan pada proses pendirian tiang penyangga genteng rumah atau biasa disebut dengan kuda-kuda. Kegiatan pendirian kayu penyangga/penopang genteng ini disebut dengan "ngedekne omah" dalam bahasa jawa.
Sebagai seorang Babinsa yang menjadi ujung tombak satuan teritorial di wilayah yang menjadi binaannya, Babinsa Desa Kuwarasan Koramil 11/Jambu Serda Hermawan memelopori setiap kegiatan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Seperti yang dilaksanakannya bersama warga melaksanakan “Sambatan”di rumah Supriyono yang merupakan warga dusun Kalangan RT 007/002 Desa Kuwarasan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, Minggu(28/05)
Bersama warga, Serda Hermawan menaiki rumah untuk mengganti genteng rumah Supriyono (54)yang berprofesi sebagai petani, dikatakan Hermawan Sambatan biasanya diikuti oleh seluruh warga yang berada dalam suatu area atau lingkungan tertentu. Biasanya orang yang diminta ikut sambatan adalah orang-orang yang masih dalam satu RT atau mungkin satu Dusun.
“Setiap orang yang mengikuti sambatan tidak mendapatkan bayaran sama sekali. Tenaga yang mereka keluarkan biasanya dengan pemberian konsumsi atau makan bersama setelah kegiatan itu selesai”ujarnya.
Baca juga:
Semangat "Babinsa"Cilik Bantu Betonisasi
|
Manfaat dari kegiatan sambatan adalah meningkatkan kekeluargaan dan rasa solidaritas antara sesama warga. Mereka dengan ikhlas memberikan tenaga membantu tetangga mendirikan rumah tanpa di bayar sama sekali. Imbal balik dari sambatan ini adalah adanya perlakuan yang sama dari semua warga, sehingga ketika suatu ketika orang/tetangga yang lain akan membangun rumah juga akan dibantu oleh semua warga di lingkungan tersebut.
“Sambatan ini merupakan budaya asli Indonesia, budaya gotong royong yang dari hari ke hari semakin terlupakan dan tertinggalkan. Apalagi apabila dibanding dengan kehidupan warga masyarakat yang tinggal di perkotaan, budaya gotong royong sudah sangat jarang kita lihat.”tutupnya sembari memberikan genteng untuk diturunkan.
Editor:Yudha27